SEJARAH PENULISAN PAKEM PERKUTUT
SEJARAH PENULISAN PAKEM PERKUTUT
Burung Perkutut sudah menjadi idola sejak jaman Kerajaan Majapahit dimasa Prabu Brawijaya tetapi pada masa itu belum digunakan sebagai ageman tetapi hanya dinikmati suara anggungannya yang merdu,,
kemudian mulai digunakan sebagai ageman khusus ketika masa Wali Songo yang diawali oleh Sunan BONANG, Sunan MURIA, sunan KALIJOGO, dll,,,
Diteruskan pada masa kerajaan DEMAK kemudian PAJANG, MATARAM sampai sekarang, Sebelum ditulis menjadi sebuah kitab PRIMBON / PAKEM..
Para leluhur memilih sesuai dengan ilmu TITEN SISIK MELIK untuk menentukan sebagai ageman tetapi belum tertulis dengan kata lain Perkutut sudah digunakan sebagai ageman tetapi cirri dan penjabarannya belum dibukukan secara khusus...
Dalam menentukan KATURANGGAN para Leluhur waktu itu melakukan tirakat untuk melihat SISIK MELIK dengan ilmu TITEN dikorelasikan terhadap wujud secara fisik dan olah roso pada burung Perkutut sehingga dapat menentukan fungsi ageman atau menemukan sisi misterinya, dan seiring berjalannya waktu dilakukan proses identifikasi yang kemudian dituangkan ke dalam tulisan berupa sebuah kitab PAKEM / PRIMBON sebagai panduan untuk memudahkan dalam mengetahui tentang ilmu Katuranggan burung Perkutut,, yang tujuannya digunakan sebagai ageman... Awal mula proses penulisan kitab primbon Perkutut pertama kali dilakukan pada masa PRAJA MANGKUNEGARAN berdiri oleh KGPAA MANGKUNEGORO I atau PANGERAN SAMBERNYOWO pada tahun 1770an menjadi sebuah kitab yang khusus membahas tentang katuranggan Perkutut, yang kemudian seiring berjalannya waktu dilakukan penulisan penjabaran ulang ditulis ke dalam PRIMBON BETAL JEMUR ADAMMAKNA oleh KPH TJOKRONINGRAT atas titah SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO VIII pada tahun 1939 yang disertai dengan pakem – pakem perihal selain burung perkutut, dan kemudian muncul penulisan – penulisan berbagai macam buku PAKEM tentang Perkutut yang beredar dengan tujuan yang sama intinya yaitu sebagai pedoman bagi generasi penerus dalam usaha nguri – nguri warisan budaya leluhur yang adiluhung dan sampai sekarang burung perkutut tetap menjadi primadona baik dari sisi suara maupun misterinya yang digunakan sebagai ageman untuk mengiringi perjalanan atau Lelaku spiritual khususnya dalam tradisi sebagian masyarakat di Jawa dan Indonesia secara umum.....
#Salamguyub
#misteriperkututlokal
Komentar
Posting Komentar